Jangan pernah berhenti berdoa, jangan pernah lelah berbuat baik. Tidak ada doa yg tak terbalaskan dan tak ada budi yg terabaikan.
@pepatah
PsikoBlog
Tuesday, April 26, 2011
"If you want to succeed in the world must make your own opportunities as you go on. The man who waits for some seventh wave to toss him on dry land will find that the seventh wave is a long time a coming. You can commit no greater folly than to sit by the roadside until some one comes along and invites you to ride with him to wealth or influence."
- John B. Gough -
- John B. Gough -
Sunday, April 24, 2011
Menulis dengan Tangan Baik Untuk Otak
Fungsi pena kini banyak digantikan dengan papan ketik (keyboard). Padahal, terbiasa mengetik dengan keyboardberpengaruh pada menurunnya aktivitas otak yang berperan besar dalam fungsi pembelajaran.
Menulis dengan tangan diketahui menimbulkan pengalaman sensorik yang sangat berbeda dengan kegiatan mengetik. Kedua kegiatan itu ternyata mengaktifkan dua bagian otak yang berbeda juga.
"Tubuh kita didesain untuk berinteraksi dengan dunia di sekeliling kita. Kita memiliki 'alat' untuk menggunakan obyek fisik untuk mengerjakan tugas, misalnya buku atau pena," kata salah satu peneliti Anne Mangen dari University of Stavangers Reading Centre, Norwegia.
Dalam serangkaian tes yang dilakukan Mangen dan timnya, diketahui aktivitas menulis dengan tangan akan meninggalkan jejak "memori motor" di bagian otak yang disebut sensorimotor. Proses ini akan mendorong kemampuan visual dalam mengenal huruf dan angka. "Meski terkesan dua hal yang berbeda, sebenarnya menulis dan membaca saling berkaitan," kata Mangen.
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Advances in Haptics. Haptics sendiri mengacu pada sensasi menyentuh dan cara berkomunikasi dan mengeksplorasi lewat sentuhan.
Dalam penelitiannya, kelompok partisipan dibagi dalam dua kelompok, yakni orang yang menulis dengan tangan dan orang yang mengetik lewat keyboard. Kemudian mereka diminta mempelajari alfabet yang belum pernah dikenal sebelumnya.
Ternyata orang dari kelompok yang menulis dengan tangan memiliki hasil yang lebih baik dalam tes dibanding orang yang mengetik di keyboard.
Hasil pemindaian otak juga menunjukkan orang yang menulis dengan tangan, bagian otak yang disebut broca lebih aktif. Bagian otak ini berkaitan dengan kemampuan berbahasa. Kerusakan di bagian otak ini, misalnya akibat kecelakaan, bisa menyebabkan seseorang sulit berbicara.
From : Kompas.com
Tampang Menarik Punya IQ Lebih Tinggi ?
Pria ganteng dan perempuan cantik sering dianggap dipayungi nasib baik. Penelitian baru ternyata mendukung pendapat tersebut. Menurut hasil penelitian, mereka yang bertampang menarik lebih pintar daripada kebanyakan orang.
Seperti dilansir Daily Mail, riset yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan, pria dan perempuan menarik memiliki intelligence quotient(IQ) 14 poin di atas rata-rata kebanyakan orang. Penemuan ini memupus mitos yang berkembang bahwa si pirang itu bodoh atau pria ganteng tidak berisi.
Berdasarkan kajian yang dilakukan London School of Economics (LSE), mereka yang ganteng atau cantik akan menarik pasangan, tak hanya dari rupa, tetapi juga kepintarannya. Anak-anak dari pasangan ini cenderung mewarisi kedua kualitas itu.
"Daya tarik fisik secara positif berkaitan dengan kecerdasan umum, baik dengan ataupun tanpa kontrol dari kelas sosial, ukuran tubuh, dan kesehatan," ujar periset LSE, Satoshi Kanazawa, kepada Sunday Times.
Hubungan antara daya tarik dan kecerdasaan umum juga lebih kuat terlihat pada pria daripada di kalangan perempuan.
Dalam riset lain tentang status sosial, Kanazawa menemukan bahwa gadis berstatus sosial menengah cenderung memiliki IQ lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari kelas pekerja.
Di antara jutaan contoh kombinasi kecantikan dan otak, ada supermodel Lily Cole, yang menuntut ilmu di Cambridge University; aktris Kate Beckinsale, lulusan Oxford; dan fisikawan Brian Cox, yang pernah bermain keyboard bersama D:ream.
Di Inggris, penelitian menyatakan bahwa pria yang menarik secara fisik memiliki IQ rata-rata 13,6 poin di atas normal, sementara perempuan sekitar 11,4 poin lebih tinggi.
Kesimpulan Kanazawa berdasarkan National Child Development Study yang memantau sekitar 17.419 orang sejak mereka dilahirkan pada Maret 1958. Sepanjang masa kecil hingga awal masa dewasa, relawan diberi serangkaian tes untuk menguji kemajuan akademik, kecerdasan, dan tanda-tanda penampilan.
Sementara itu, riset di Amerika didasarkan pada National Longitudinal Study of Adolescent Health yang melibatkan penelitian serupa dari 35.000 orang Amerika usia muda.
"Menurut kami, orang cantik lebih pintar adalah ilmiah. Ini bukan hukum untuk memperlakukan atau menilai orang lain," ungkap Kanazawa yang memuat risetnya dalam jurnal Intelligence.
From : Kompas.com
Lenyapkan Kecemasan dengan Menulis
Cemas, khawatir berlebihan, gemetar sampai sakit perut merupakan gejala-gejala ketika kita sedang stres. Biasanya gejala ini muncul saat kita menghadapi peristiwa penting seperti ujian atau wawancara kerja. Untuk mengatasinya, ada cara mudah, yakni dengan menulis.
Riset menunjukkan menuliskan hal-hal yang menimbulkan rasa cemas efektif untuk menjernihkan pikiran dan membantu kita lebih fokus pada tantangan yang akan dihadapi. Teknik ini sudah terbukti mampu meningkatkan kemampuan para siswa hingga 20 persen jika dibandingkan dengan siswa yang tidak melakukan apa-apa ketika cemas.
"Ketika seseorang sedang cemas ia menghabiskan energi yang sebenarnya bisa dipakai untuk mengerjakan tugas lain. Dengan menuliskan hal-hal yang mencemaskan, rasa cemasnya bisa dikurangi," kata profesor Sian Beilock dari University of Chicago.
Sebelumnya Prof.Beilock pernah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa situasi penuh tekanan bisa mengosongkan bagian otak yang memproses power yang disebut sebagai memori kerja (working memory).
Memori kerja ini merupakan tempat sementara di lapisan otak luar dan menjadi semacam notepadyang bisa membuat seseorang mengerjakan informasi yang berkaitan dengan tugas yang sedang dihadapi. Akan tetapi notepad ini juga bisa dipenuhi dengan hal-hal yang sedang dicemaskan. Akibatnya kita bisa kehilangan power otak.
Dengan menuliskan hal-hal yang membuat kita merasa cemas, selain rasa cemas akan berkurang, kepercayaan diri juga lebih meningkat. Kegiatan menulis juga akan memenangkan otak dan menguatkan keseimbangan mental. Hal itu dibuktikan dalam percobaan yang dilakukan Beilock terhadap 20 mahasiswa.
"Teknik menuliskan kecemasan ini bisa meningkatkan performa kita dalam menghadapi berbagai situasi yang stresful, seperti presentasi, wawancara kerja atau ujian," kata Beilock.
Sebelumnya sebuah studi lain menunjukkan ketegangan emosional juga bisa diredakan dengan kegiatan menulis puisi ataupun bernyanyi.
From : Kompas.com
Kenali Tanda - Tanda Bunuh Diri
Adit (11) dan Dika (10)-bukan nama sebenarnya-asyik berkejaran, bergurau, dan bermain peran di halaman rumah mereka di sebuah dusun di Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Adit pura-pura gantung diri di pohon srikaya. Ia lilitkan selendang kecil di leher. Andai Dika tak berteriak, "Adit nggantung... Adit nggantung....", dan tetangga tak segera melepas ikatan selendang, nama Adit akan menjadi satu dari deretan panjang korban bunuh diri.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, satu juta orang bunuh diri di seluruh dunia pada 2000. Atau, setiap 40 detik, seseorang mati bunuh diri di dunia. Setiap 3 detik, seseorang mencoba mati. Bunuh diri masuk tiga besar penyebab kematian kaum muda rentang usia 15-35 tahun. Setiap bunuh diri berdampak serius pada sedikitnya enam orang lainnya.
Masih menurut WHO, angka bunuh diri di Indonesia meningkat ketika terjadi krisis ekonomi 1997-1998. Gunung Kidul tercatat menduduki peringkat tertinggi nasional dengan rasio 9 bunuh diri per 100.000 jiwa, sedangkan kasus bunuh diri di Jakarta 1 per 100.000 jiwa. Data Kepolisian Resor Gunung Kidul mencatat 272 kasus bunuh diri dari 2001 hingga 2009. Grafiknya terus naik.
Kisah gantung diri yang sudah diadopsi anak-anak sebagai materi permainan itu ditemui dokter ahli jiwa Ida Rochmawati ketika masih bertugas di Panggang. Permainan peran gantung diri oleh Adit terjadi setelah peristiwa bunuh diri beruntun tiga bulan berturut-turut di Panggang. Pengalaman berpapasan dengan realitas maraknya bunuh diri dituangkan Ida dalam buku bertajuk Nglalu.
Nglalu atau istilah lokal untuk kenekatan bunuh diri memang masih menghantui Gunung Kidul. Tepat satu pekan lalu, pada Selasa (9/3), dua peristiwa bunuh diri terjadi di kota Wonosari. Warga Banjarsari, Kepek, Suroto (50) dan warga Jeruk Kepek, Herman Sutrisno (55), gantung diri. Herman yang pegawai negeri sipil sempat melontarkan keinginan bunuh diri ke rekan-rekannya.
Seorang rekannya mendengar keluhan Herman, tetapi menganggap sekadar kekesalan sesaat. Kebanyakan orang dengan kecenderungan bunuh diri akan mengomunikasikan pemikiran dan niat mereka dengan bahasa lisan atau menggunakan isyarat kematian. Orang-orang di sekitar calon pelaku bunuh diri seharusnya waspada dan tidak mengabaikan sinyal-sinyal itu.
Adriana, pegawai bidang pembinaan dari Badan Kepegawaian Daerah Gunung Kidul, prihatin dengan rendahnya bekal pengetahuan PNS tentang ilmu kejiwaan. Padahal, setiap instansi pemerintahan memiliki pegawai bagian tata usaha yang menangani bidang kepegawaian dan turut menjadi konselor bagi permasalahan pegawai, termasuk indikasi bunuh diri.
Pada buku Nglalu, Ida menyajikan beragam contoh sinyal kematian yang tak tersampaikan sehingga berujung kematian. Seorang pria pelaku bunuh diri, misalnya, menulis surat wasiat, "Jika mama tinggalkan papa, papa janji akan bunuh diri". Ada pula seorang gadis yang menulis, "Pesanku: Kalau kamu tidak niat melakukan sesuatu, janganlah kamu ucapkan terlebih dahulu. Semoga dengan ini, penyiksaanku terhenti."
Hitungan menit-jam
Menurut Ida, pada dasarnya tidak ada satu orang pun mau mati. Dorongan bunuh diri sebenarnya bersifat sementara, hanya beberapa menit hingga jam. Ketika seseorang depresi, kadar serotonin turun sehingga muncul rasa sedih, pesimistis, dan pikiran tidak realistis. "Ketika dibawa ke dokter jiwa, pasien biasanya sudah kronis. Ibaratnya, hanya dapat pasien sisa dukun," kata Ida.
Melalui obat antidepresi, jaringan transmisi yang terganggu bisa kembali tersambung dan bisa dilanjutkan konseling pribadi. Tanda bunuh diri bisa dikenali, seperti membicarakan kematian, berkeluh kesah, mendadak sangat ceria atau pendiam, dan ditemukan surat wasiat. Orang yang berniat bunuh diri biasanya merasa paling menderita sehingga butuh pertolongan orang lain. Berbekal pengetahuan kejiwaan, bunuh diri seharusnya bisa dicegah.
From : Kompas.com
IQ Rendah Rentan Bunuh Diri ?
Berbagai penelitian menunjukkan kaitan antara tingkat intelegensia (IQ) seseorang dengan kesehatannya. Dalam hal kesehatan mental diketahui pria muda yang memiliki IQ rendah lebih beresiko untuk bunuh diri, dibanding rekan mereka yang lebih cerdas.
Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan analisa terhadap 1,1 juta pria Swedia. Meski tidak disebutkan kecerdasan rendah menyebabkan bunuh diri namun sebenarnya dua hal itu berkaitan.
Dalam penelitian tersebut Finn Rasmussen, dan timnya meneliti data pria yang lahir antara tahun 1950-1976. Para responden tersebut menjalani pemeriksaan fisik dan mental. Kemudian riwayat kesehatan mereka dipantau hingga 24 tahun kemudian.
Diketahui 1,6 persen (sekitar 17.736 pria) mengaku mereka pernah dirawat di rumah sakit karena upaya bunuh diri. Setelah membandingkan dengan data status ekonomi para responden diketahui mereka yang IQ-nya rendah memiliki risiko 9 kali lebih tinggi untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Sayangnya tidak disebutkan bagaimana pengaruh kecerdasan terhadap keinginan bunuh dari. Berbagai literatur menyebutkan olahraga yang dilakukan secara teratur efektif untuk mengatasi depresi. Depresi yang tidak tertangani bisa menimbulkan keinginan bunuh diri.
From : Kompas.com
Orang Tua Tak Sabar, Anak Susah Pintar
Rasa tidak sabar dan kesal kerap melanda orangtua ketika mengajari anaknya belajar. Namun, implikasi rasa kesal dan tidak sabar tersebut ternyata mampu memicu anak menjadi stres. Akibatnya, anak semakin tidak mampu menyerap informasi yang diberikan.
“Ketika tubuh sedang stres, ada hormon yang dikeluarkan dan dilepaskan dalam aliran darah. Itu yang disebut hormon kortisol atau hormon stres. Hormon ini memiliki efek negatif terhadap kesehatan, seperti mengurangi kemampuan kognitif dan menekan fungsi normal dari tiroid. Karena itu, jangan heran ketika kita (orangtua) makin tidak sabar mengajari, anak justru makin bengong dan tidak bisa menjawab," kata psikolog Sani B Hermawan, Sabtu (31/7/2010) di sela-sela acara Smart Parents Conference Jakarta.
Menurut Sani, jika anak berada dalam situasi tertekan, anak tidak bisa menyerap karena ketakutan. “Hormon itu kan bergiliran kerjanya. Kalau anak stres, maka ada hormon yang menghambat karena ada hormon lain yang muncul sehingga membuat anak tidak dapat menyerap informasi karena kepekaannya menghilang,” kata Sani.
Ketika anak diajar dengan bentakan dan hukuman (kalau salah, anak disuruh berdiri atau tidak boleh makan), proses penyerapan informasi anak justru menjadi tidak berhasil.
“Prosesnya sederhana seperti ketika anak dikejar anjing, maka yang saat itu jalan adalah emosi (rasa takut), bukan logika. Dengan demikian, logika menjadi tidak muncul. Sementara, emosi dan logika berperan penting dalam pembentukkan sikap. Kalau rasa takut muncul, maka akan menghambat logika rasa ingin tahu,” kata Sani.
Oleh karena itu, Sani menyarankan para orangtua agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan begitu, anak-anak akan tertarik, ingin tahu, dan ingin mencoba-coba.
“Daya serap anak meningkat ketika ia merasa senang dan aman. Kalau anak itu senang, gate (pintu gerbang) di otaknya akan terbuka sehingga informasi juga mudah masuk,” kata Sani.
From : Kompas.com
Manfaat Musik untuk Anak
Selama periode bayi hingga usia sekolah, usahakan anak mendapat stimulasi bernuansa musikal. Mengapa? Karena irama dan timbre (warna musik) mendorong anak melakukan gerakan yang akan memengaruhi perkembangan motoriknya secara menyeluruh. Apa saja manfaat musik lainnya?
- Stimulasi ingatan
Jika pernah mendengar musik tertentu di masa lampau, orang akan mengasosiasikan musik dengan pengalaman masa lampaunya. Artinya, musik berfungsi sebagai stimulus pembangkit ingatan ke masa lalu. Tak hanya membangkitkan pengalaman obyektifnya, tapi juga pengalaman subyektifnya (perasaan ketika mengalami hal tersebut).
- Membangkitkan rasa nyaman
Jika kita memperdengarkan musik lembut menjelang anak tidur, ia akan merasa nyaman di peraduan. Biasanya musik-musik tersebut berada pada tempo adagio, andante, moderato, yang tidak jauh dari ritme nadi atau detak jantung dalam hitungan 1 ketuk per detik, sedikit lebih cepat, sedikit lebih lambat. Bukan menggunakan tempo lento yang amat lambat atau presto yang amat cepat.
- Efek hipnotik
Irama musik memberi dampak membuai. Ini disebut hypnotic effect (kesan hipnotik). Buktinya, ketika mendengar musik seseorang cenderung mengentak tangan atau kaki atau mengikuti senandung musiknya.
- Menghibur
Musik bertujuan menghibur (dari kata muse). Musik menghibur di kala suka dan duka. Musik juga menghibur anak-anak. Jadi, hanya dengan mendengarkan musik yang disukai, seseorang sudah merasa terhibur.
Jika individu berada dalam atmosfer yang disukai, atmosfer yang menyenangkan, maka ia akan merasa lebih nyaman, dan rasa nyaman akan memberi dampak positif pada individu dalam melakukan kegiatannya. Kondisi ini membuat anak mudah menyerap, mengolah, dan menyimpan ilmu maupun stimulus.
From : Kompas.com
Terapkan Pola Asuh Sesuai Karakter Anak
Setiap ibu tentu ingin memiliki hubungan emosional yang dekat dengan buah hatinya. Salah satu cara untuk meningkatkanbonding adalah mempraktikkan gaya asuh yang sesuai dengan karakter anak.
"Dalam mengasuh anak-anaknya, terkadang ibu memberi stimulasi dan pendekatan yang belum tentu sesuai dengan kondisi anak. Para ibu juga banyak yang belum tahu gaya asuh mereka sendiri," kata Efnie Indrianie, M.Psi, psikologi anak dalam acara peluncuran Analisa Sidik Jari Cerdas Frisian Flag di Jakarta beberapa waktu lalu.
Irene F Mongkar, seorang pemerhati anak, mengatakan, karena ketidaktahuan para orangtua akan karakter anak, sering timbul kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang bisa memicu rasa marah orangtua. "Banyak orangtua yang merasa kesulitan dalam proses adjustment dengan anaknya karena mereka tidak tahu tipe kepribadian masing-masing," katanya.
Analisa sidik jari (fingerprint test) menurut Efnie menjadi alternatif untuk mengetahui potensi dan karakter seseorang. "Analisis sidik jari bisa dipakai untuk mengetahui peta kerja otak yang berkaitan dengan potensi, karakter serta gaya belajar," kata psikolog dari lembaga PsychoBiometric Research ini.
Ia menambahkan bahwa metode analisa tersebut tidak diposisikan sebagai alat ukur yang bersifat mutlak. "Ini bukanlah alat tes psikologi seperti tes IQ," imbuhnya.
Sampai saat ini metode analisis sidik jari terus berkembang sehingga tidak ada metode yang bersifat baku dan final. Itu sebabnya Frisian Flag tahun ini kembali mengadakan analisa sidik jari kepada konsumennya dengan menambahkan beberapa penilaian.
"Tahun lalu hanya aspek gaya belajar dan soft skill-nya saja yang dilihat, tapi sekarang kami mencoba melihat potensi bakat dan tipe eksplorasi anak. Selain itu gaya asuh ibu juga bisa dilihat melalui analisa sidik jari ini. Jadi bukan cuma si anak yang dites, ibunya juga," kata Efnie.
Novita Angie, presenter yang juga ibu dua anak ini mengaku mendapatkan manfaat dari analisa sidik jari yang sudah dilakukannya, terutama ketika menghadapi anak-anaknya.
"Hasil tes anak sulung saya, Jeremy menunjukkan kalau ia termasuk anak yang termasuk tipe visual. Sehingga kalau ingin menyampaikan sesuatu padanya saya harus sambil menatap matanya. Kalau saya hanya mengomel atau bicara sambil teriak percuma karena tidak ada omongan saya yang masuk ke kupingnya," kata Angie.
From : Kompas.com
Mendeteksi Depresi pada Anak
Apa yang terlintas di kepala, saat melihat anak kita gemar membanting pintu untuk mengekspresikan kekesalannya? Jika kita berpikir itu hanyalah fluktuasi emosi yang harus dihadapi, ada baiknya kita juga “mencurigai” mungkin saja anak kita tengah depresi.
Survei di Amerika Serikat mengestimasi, setidaknya ada 10 persen dari anak-anak yang mengalami depresi akibat proses akil balik. Dan sebagian besar dari mereka tak pernah mendapatkan pertolongan. Inilah yang mempertajam risiko depresi mereka saat dewasa, khususnya masa-masa perubahan hormon terjadi. Maka ada baiknya sebagai orang tua, kita mengetahui tanda-tanda depresi pada anak.
Pada umumnya, depresi akan membuat anak-anak kita tidak nafsu makan dan kesulitan tidur. Bahkan pada tahap depresi yang lebih serius akan membuat mereka menarik diri dari keluarga dan teman-temannya.
Dan seperti yang kita ketahui, emosi yang serba tak menentu akan memengaruhi kesehatan. Hal yang sama juga dialami oleh anak-anak kita. Mereka akan jadi sering mengeluh sakit kepala hingga mengalami penurunan berat badan yang drastis. Jika semua ini tidak berubah selama 2 minggu penuh, bisa jadi anak kita tengah mengalami depresi.
Sebagai orang tua yang harusnya kita lakukan adalah dekati anak sebagai teman. Itu artinya, kita harus bisa menahan diri untuk tidak menggurui tingkah lakunya yang menggangu. Buat dia nyaman untuk bercerita apapun pada kita. Tapi jika Anda merasa tidak bisa mengatasinya sendiri, walaupun sudah mencoba berbagai cara, segeralah temui psikolog khusus anak agar dapat tertangani dengan tuntas.
From : Kompas.com
Gejala Fisik Depresi
Gejala-gejala emosional depresi mungkin sudah banyak diketahui orang. Tetapi selain perasaan tertekan dan sedih hampir sepanjang hari, depresi juga memiliki gejala-gejala fisik. Malahan, kebanyakan orang yang depresi lebih sering mengalami nyeri kronik. Apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, segeralah mencari bantuan.
Sakit kepala Ini merupakan gejala yang sering dialami orang yang sedang depresi. Bila sebelumnya Anda sudah menderita migren, biasanya nyerinya akan bertambah parah ketika depresi.
Nyeri punggung Bila Anda sudah menderita nyeri punggung, gejalanya akan bertambah parah saat sedang depresi.
Nyeri otot Depresi bisa membuat sel-sel pertahanan tubuh menurun, termasuk juga memperburuk rasa sakit.
Nyeri dada Nyeri dada bisa menjadi tanda adanya penyakit kardiovaskular, tetapi depresi juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang menyebabkan dada sering terasa sakit.
Gangguan perut Orang yang sedang depresi menjadi gampang merasa mual, lebih sering sembelit atau menderita diare.
Kelelahan Meski sudah tidur dengan cukup, seringkali tubuh masih merasa kelelahan. Bahkan, membuka mata di pagi hari terasa sulit karena energi seolah sudah terkuras.
Sulit tidur Orang yang sedang depresi akan lebih sulit tidur, mudah terbangun di malam hari dan sulit untuk memejamkan mata kembali.
Perubahan nafsu makan Sebagian orang yang depresi mengeluhkan nafsu makan yang mendadak hilang, sebagian lagi hanya tertarik mengonsumsi makanan tertentu, seperti karbohidrat sehingga berat badan terus bertambah.
From : Kompas.com
Money Can't Buy Happiness
"Uang tak dapat membeli kebahagiaan." Banyak orang suka mengutip adagium usang ini, tetapi hanya sedikit orang yang benar-benar meyakininya. Namun, sekarang sebuah penelitian baru oleh ekonom yang dijuluki "ayah dari studi-studi kebahagiaan" telah menemukan bahwa hal ini benar adanya.
Hasil studi Prof Richard Easterlin dari University of Southern California, AS, yang mengambil sampel 37 negara menemukan bahwa peningkatan kebahagiaan tidak berbanding lurus dengan peningkatan kekayaan. Walau studi-studi jangka pendek memperlihatkan adanya hubungan antara keduanya, tidak demikian halnya ketika seseorang memantau negara-negara itu selama beberapa dekade.
Bahkan, dalam perekonomian dunia yang paling sukses selama dua dekade terakhir, hal itu tidak terbukti. Di China, Korea Selatan, dan Cile, yang memiliki pendapatan per kapita dua kali lipat dalam waktu kurang dari 20 tahun, tidak ada kenaikan yang signifikan dalam kebahagiaan pada periode yang sama. Sebaliknya, kebahagiaan tetap datar. Di Korea Selatan "kepuasan hidup" malah sedikit melorot.
Prof Easterlin berkomentar, "Artikel ini menyangkal klaim baru-baru ini bahwa ada hubungan positif jangka panjang antara kebahagiaan dan pendapatan, padahal dalam kenyataannya, hubungan tersebut nihil."
Tahun 1974 ia menerbitkan sebuah makalah berjudul, "Apakah Pertumbuhan Ekonomi Memperbaiki Nasib Manusia? Sejumlah Bukti Empiris". Dalam makalah itu, ia mempertanyakan asumsi tentang hubungan antara kebahagiaan dan pendapatan. Hal tersebut menyajikan sebuah paradoks, yang kemudian dikenal sebagai Paradoks Easterlin.
Ia menjelaskan, "Secara sederhana, paradoks kebahagiaan-pendapatan itu begini: pada suatu titik dalam suatu masa baik di antara dan di dalam negara-negara, kebahagiaan dan pendapatan berkorelasi positif. Namun, seiring berjalannya waktu, kebahagiaan tidak meningkat ketika pendapatan suatu negara meningkat."
Oleh karena itu, sejumlah ekonom kemudian mengajukan bukti bahwa kebahagiaan dalam kenyataannya meningkat dari waktu ke waktu ketika pendapatan naik. Namun, bukti akademik berdasarkan studi terbarunya selama lima tahun, yang memantau negara-negara kaya dan miskin, termasuk negara-negara kapitalis dan bekas komunis, bertentangan dengan penelitian para ekonom itu.
Kesimpulan Prof Easterlin itu muncul pada saat semakin banyak pemerintah yang menjadi kian peduli dengan "kebahagiaan nasional bruto" ketimbang "produk domestik bruto" semata. Penelitiannya itu dipublikasikan minggu ini di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
From : Kompas.com
Kebahagiaan dan Kesehatan
Wejangan itu muncul dalam film Eat Pray Love yang dibintangi Julia Roberts ketika ia sedang berlibur ke Italia. Julia Roberts memerankan Elizabeth Gilbert, penulis buku yang kisah pencarian dirinya diangkat dalam film tadi. Film ini sempat amat ditunggu-tunggu penonton Indonesia itu karena, selain mengambil setting di Italia dan India, juga Bali.
Judul tulisan ini diambil dari laporan utama majalah triwulanan Harvard Public Health Review edisi Winter 2011. Benarkah suasana hati yang senang (good moods) adalah obat yang mujarab? Dapatkah penampilan yang ceria membuat Anda jarang terserang penyakit jantung? Apakah harapan dan rasa ingin tahu melindungi kita dari hipertensi, diabetes, dan infeksi saluran napas? Betulkah orang-orang yang lebih bahagia akan hidup lebih panjang umur, dan jika demikian, mengapa?
Itulah contoh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti yang mengeksplorasi bidang baru kesehatan masyarakat yang terkadang masih kontroversial: mendokumentasi dan memahami kaitan antara emosi positif dan kesehatan yang baik.
Sejauh ini sudah teramat banyak kepustakaan dan penelitian tentang bagaimana emosi negatif membahayakan tubuh kita. Amarah kronis dan kecemasan dapat mengganggu fungsi jantung dengan mengubah stabilitas elektrik jantung, mempercepat atherosklerosis (penyumbatan pembuluh nadi), dan meningkatkan peradangan (inflamasi) sistemik.
Menurut psikiater sosial dr Nalini Muhdi SPKJ dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, memang amat banyak kepustakaan dan publikasi ilmiah tentang kaitan antara emosi negatif dan kesehatan. Salah satunya adalah buku teks psikiatri Psychosomatic Medicine yang ditulis Michael Blumenfield (2006), yang juga membahas kondisi mental-emosional yang meningkatkan penyakit/serang jantung.
Depresi misalnya dapat meningkatkan kadar C-reactive protein (CRP) dalam aliran darah yang berkiatan dengan inflamasi atau penggumpalan atau koagulasi darah. Amarah selain meningkatkan tekanan darah juga diidentifikasi sebagai salah satu pemicu yang paling lazim dan paling menentukan bagi munculnya myocardial ischemia (berkurangnya suplai darah ke otot jantung) dalam aktivitas harian.
Stres dan rasa waswas yang kronis dapat memengaruhi sistem biologi dalam tubuh kita sedemikian rupa sehingga menjadi pemicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Penyebabnya karena orang yang mengalami stres serius terbukti mengalami peningkatan kadar kolesterol dan gula darah. Ini menurut dr Nalini terbukti dari studi terhadap para pasien yang menghadapi operasi besar yang biasanya tegang dan cemas.
Untunglah Laura Kubzansky, guru besar Harvard School of Public Health (HSPH) menyatakan, ”Emosi-emosi negatif hanyalah separuh dari persamaan. Tampaknya ada manfaat kesehatan mental yang positif yang membuat Anda tidak mengalami depresi. Apa itu, masih sebuah misteri. Namun jika kita memahami rangkaian proses yang terlibat, kita akan memiliki wawasan tentang bagaimana kesehatan bekerja.”
Vitalitas emosional
Kubzansky adalah satu peneliti utama yang mengikuti kesehatan lebih dari 6.000 pria dan perempuan berusia 25-74 tahun selama 20 tahun. Ia menemukan, misalnya, vitalitas emosional—rasa antusias, berpengharapan, kegairahan dalam hidup (elan vitalea), dan kemampuan menghadapi tekanan kehidupan—terbukti turunkan risiko penyakit jantung koroner. Efek protektifnya amat nyata dan dapat diukur, kendati sudah memperhitungkan variabel perilaku, seperti tak merokok dan melakukan latihan fisik teratur.
Di antara lusinan makalah yang sudah dipublikasikan HSPH sejak tahun 2007, Kubzansky juga memaparkan bahwa anak-anak yang dapat tetap fokus untuk melakukan tugas dan memiliki penampilan yang lebih positif pada usia 7 tahun dilaporkan memiliki kesehatan umum yang lebih baik dan mengalami sedikit penyakit 30 tahun kemudian. Optimisme terbukti juga memangkas risiko penyakit jantung koroner sampai separuh.
Riset epidemiologi yang dilakukan Kubzansky dan timnya merupakan perpaduan antara psikologi eksperimental dan kesehatan masyarakat. Riset HSPH ini merupakan terobosan karena membantah anggapan dan pendapat lama yang menyatakan bahwa emosi positif menandai absennya suasana hati negatif dan kebiasaan yang merusak tubuh.
Kubzansky tak sependapat dengan pandangan ini. ”Kami percaya bahwa ada yang melampaui fenomena ini, dan kami para ilmuwan baru saja mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit bukti adanya mekanisme biologis, perilaku, dan kognitif yang mungkin berkelindan.”
Riset sebelum ini terbukti mendukung temuan Kubzansky. Tahun 1979, Lisa Berkman, Direktur Pusat Studi Kependudukan dan Pembangunan Harvard, waktu itu memublikasikan hasil riset terhadap sekitar 7.000 orang dewasa di Alameda, California. Partisipan yang dilaporkan kurang memiliki ikatan sosial pada awal survei ternyata lebih dari dua kali peluangnya meninggal setelah diikuti selama sembilan tahun.
Dr Nalini memberikan beberapa tips praktis untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan jiwa dan kesehatan fisik, misalnya lebih aktif terlibat dalam kegiatan sosial, tak jadi pencemas dan menghilangkan perasaan- perasaan negatif, harapan yang tak realistis perlu diturunkan, berorientasi pada saat ini, menjadi diri sendiri, lebih teratur dalam hidup, menyukai humor dan tersenyum/tertawa, serta melakukan kegiatan relaksasi, seperti meditasi hingga pijat, yoga, dan spa.
”Humor dan tertawa terbukti dapat meningkatkan antibodi Immunoglobulin A (IgA) yang membantu melawan infeksi, meningkatkan jumlah sel-sel T yang berguna untuk melawan penyakit, dan dapat menurunkan tekanan darah,” kata dr Nalini.
Karena itu rajinlah tertawa! Asal bukan tertawa sendirian yang tak jelas penyebabnya.... Dan jangan lupa: Dolce far niente....
From : Kompas.com
4 Strategi Mengalahkan Stress
Stres yang berlebihan membuat aktivitas terasa lebih berat lagi. Apalagi jika level stres yang Anda hadapi lebih tinggi daripada kemampuan diri mengatasi tekanan emosi. Karenanya Anda perlu membekali diri dengan penghalang stres atau meningkatkan kemampuan mengendalikan stres jauh lebih tinggi lagi, dibandingkan stres itu sendiri. Caranya, praktekkan saja empat strategi berikut ini.
Menghindari
Stres yang sebenarnya tak perlu terjadi, bisa dihindari. Buatlah perencanaan matang untuk menjalani berbagai aktivitas harian Anda dengan kreatif mencari alternatif cara mengatasi berbagai hambatan. Sebagai contoh saja, Anda bisa meniru cara ini (atau boleh jadi Anda sudah menjalaninya):
* Ambil alih masalah di sekitar Anda. Jika macet menjadi penyebab stres Anda, maka berangkatlah lebih pagi atau cari alternatif rute yang bisa menghindarkan Anda dari kemacetan. Stres mengantri saat makan siang? Siapkan makan siang dari rumah, artinya Anda perlu bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan.
* Hindari orang yang mengganggu. Jika Anda punya teman kantor yang gemar memancing emosi Anda, ambil jarak fisik darinya. Saat rapat, hindari duduk di dekatnya, atau bahkan berjalan berdekatan dengannya.
* Belajar bilang tidak. Pekerjaan Anda membutuhkan tanggung jawab dan menuntut waktu Anda. Jika lima atau enam hari dalam seminggu waktu Anda sudah habis untuk bekerja, manfaatkan waktu luang untuk aktivitas yang menyenangkan dan menyegarkan tubuh kembali. Berkumpul bersama teman atau keluarga dalam suasana santai, misalnya. Jadi, jangan ragu bilang tidak pada orang yang mengajak Anda mengikuti kegiatan yang menuntut waktu namun tak menyenangkan bagi Anda.
* Hindari pekerjaan yang tak perlu. Anda tentu memiliki agenda kerja dan aktivitas harian. Nah, buatlah prioritas dengan kategori A, B, C pada daftar tugas Anda. Jika pekerjaan terpenting Anda belum terselesaikan, dan waktu cukup padat, singkirkan daftar tugas di kelompok C yang tak terlalu penting dilakukan pada hari itu.
Mengubah
Buatlah daftar masalah yang paling sering membuat Anda stres, lalu lakukan perubahan. Caranya?
* Minta dengan sopan kepada si pembuat masalah untuk mengubah perilakunya, dan sebaiknya Anda pun siap jika diminta demikian. Masalah kecil akan memicu masalah yang lebih besar jika tak segera diselesaikan. Jika Anda lelah diperlakukan seenaknya oleh pasangan dalam sebuah kegiatan bersama teman, minta kepadanya untuk tak lagi melibatkan Anda dalam kegiatannya.
* Komunikasikan perasaan Anda dengan terbuka. Jika merasa terbebani dengan jadwal kerja yang terlalu ketat, Anda bisa terbuka mengungkapkan masalah Anda. Katakan dengan tegas bahwa Anda merasa frustrasi dengan jadwal kerja seperti itu, dan ajaklah lawan bicara Anda (rekan atau atasan), untuk mencari solusi bersama.
* Mengelola waktu lebih baik. Efisiensi waktu dalam bekerja memberikan bonus waktu ekstra untuk bersantai. Jadi, mulailah mengatur tugas dan waktu kerja lebih baik lagi.
* Membatasi waktu. Bersikaplah proaktif terhadap berbagai hal yang hanya akan menyita waktu Anda. Jika rekan kerja tak hentinya mengeluhkan atau berargumentasi atas tugas yang seharusnya sudah mulai dijalankan, segera katakan bahwa Anda hanya punya waktu sebentar mengerjakannya, jadi sebaiknya mulai saja, tak usah banyak bicara.
Menerima
Ada kalanya masalah tak menemukan titik temu dan solusi, dan pada akhirnya Anda hanya bisa menerima. Sikap menerima seperti ini perlu dilatih agar Anda mampu mengatasi stres. Cara untuk menerima keadaan di antaranya dengan teknik berikut:
* Berbicara dengan orang lain. Menerima bukan berarti mengabaikan perasaan Anda. Saat stres namun tak bisa berbuat apapun, tenangkan diri dengan menghubungi teman yang bisa menjadi tempat curhat atau rehatlah sejenak menikmati kopi di kedai kesukaan bersama sahabat. Anda akan merasa lebih lega jika sudah mengungkapkan uneg-uneg kepada orang lain.
* Memaafkan. Kemarahan akan menguras energi Anda. Dengan mulai belajar memaafkan, Anda akan membebaskan diri dari energi negatif.
* Berlatih berkomunikasi positif pada diri sendiri. Saat sedang stres kecenderungan yang muncul adalah Anda menjadi tak objektif. Alhasil, pikiran negatif yang muncul kemudian akan memicu sekumpulan pikiran negatif yang menumpuk dalam otak Anda. Jadi, berlatihlah berpikir positif. Mulai saja dengan masalah keuangan Anda. Jika kondisi finansial membuat Anda stres, katakan kepada diri sendiri bahwa Anda menerima telah berbuat kesalahan dengan uang Anda, tetapi Anda yakin bisa mengatasinya.
* Belajar dari kesalahan. Perlu latihan untuk menerima kesalahan, melupakan apa yang sudah terjadi dan meyakini bahwa ke depan, Anda akan lebih baik lagi.
Beradaptasi
Melakukan adaptasi dengan mengubah standar dan harapan Anda lebih rasional, membantu Anda mengatasi stres.
* Beradaptasi dengan standar diri. Stres cenderung muncul saat standar yang sudah Anda tetapkan terlalu tinggi dan tak juga terjangkau. Jika sudah begini, definisikan kembali arti kesuksesan dan kesempurnaan bagi Anda. Lakukan adaptasi, dan Anda akan menemukan diri lebih terbebas dari rasa bersalah dan frustrasi.
* Hentikan segera sikap muram. Cobalah untuk tidak merespons situasi negatif dengan sikap negatif.
* Melihat sisi baik dari setiap masalah. Daripada merasa frustrasi harus meninggalkan pekerjaan karena sakit, sebaiknya lihat masalah dari sudut pandang lain. Anda bisa memanfaatkan waktu untuk lebih mendekatkan hubungan dengan keluarga, atau bisa juga menikmati waktu untuk lebih rileks dan beristrahat.
* Menguasai pikiran dengan mantra. Saat stres lakukan adaptasi dengan situasi yang tak menyenangkan melalui kekuatan kata-kata. Ucapkanlah mantra yang bersifat positif yang membantu mental Anda lebih kuat mengatasi masalah.
* Membayangkan keindahan atau sesuatu yang membuat Anda senang. Stres yang tak bisa terhindarkan sama sekali perlahan akan mereda jika Anda membayangkan tengah berada di suatu tempat yang paling Anda suka. Atau bayangkan Anda sedang berada dalam liburan menyenangkan bersama anak-anak. Pikiran seperti ini akan mengalihkan perhatian dan membantu Anda mengatasi situasi sulit.
* Melihat dari sudut pandang lebih luas. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah stres yang Anda alami saat ini akan terjadi selamanya, atau sepanjang 5-10 tahun ke depan? Umumnya tekanan pada pekerjaan hanya terjadi dalam waktu sementara. Dengan menyadari bahwa perasaan tertekan hanya akan bertahan sementara, situasi penuh tekanan akan terasa lebih ringan.
From : Kompas.com
Subscribe to:
Posts (Atom)